skip to main |
skip to sidebar
Created by
Unknown
di
Sabtu, April 13, 2013
Suatu sore, ia mendapati pohon pepaya di depan rumahnya telah berbuah.
Walaupun hanya dua buah namun telah menguning dan siap dipanen. Ia
berencana memetik buah itu di keesokan hari. Namun, tatkala pagi tiba,
ia mendapati satu buah pepayanya hilang dicuri orang.
Kakek itu
begitu bersedih, hingga istrinya merasa heran. “masak hanya karena
sebuah pepaya saja engkau demikian murung” ujar sang istri.
“bukan itu yang aku sedihkan” jawab sang kakek, “aku kepikiran, betapa
sulitnya orang itu mengambil pepaya kita. Ia harus sembunyi-sembunyi di
tengah malam agar tidak ketahuan orang. Belum lagi mesti memanjatnya
dengan susah payah untuk bisa memetiknya..”
“dari itu Bune”
lanjut sang kakek, “saya akan pinjam tangga dan saya taruh di bawah
pohon pepaya kita, mudah-mudahan ia datang kembali malam ini dan tidak
akan kesulitan lagi mengambil yang satunya”.
Namun saat pagi
kembali hadir, ia mendapati pepaya yang tinggal sebuah itu tetap ada
beserta tangganya tanpa bergeser sedikitpun. Ia mencoba bersabar, dan
berharap pencuri itu akan muncul lagi di malam ini. Namun di pagi
berikutnya, tetap saja buah pepaya itu masih di tempatnya.
Di
sore harinya, sang kakek kedatangan seorang tamu yang menenteng duah
buah pepaya besar di tangannya. Ia belum pernah mengenal si tamu
tersebut. Singkat cerita, setelah berbincang lama, saat hendak pamitan
tamu itu dengan amat menyesal mengaku bahwa ialah yang telah mencuri
pepayanya.
“Sebenarnya” kata sang tamu, “di malam berikutnya
saya ingin mencuri buah pepaya yang tersisa. Namun saat saya menemukan
ada tangga di sana, saya tersadarkan dan sejak itu saya bertekad untuk
tidak mencuri lagi. Untuk itu, saya kembalikan pepaya Anda dan untuk
menebus kesalahan saya, saya hadiahkan pepaya yang baru saya beli di
pasar untuk Anda”.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah diatas,
adalah tentang keikhlasan, kesabaran, kebajikan dan cara pandang positif
terhadap kehidupan.
Mampukah kita tetap bersikap positif saat
kita kehilangan sesuatu yang kita cintai dengan ikhlas mencari sisi
baiknya serta melupakan sakitnya suatu “musibah”?
0 komentar:
Posting Komentar