Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Maret 04, 2013

KISAH PENDERITAAN ORANG YANG PELIT

Maret 04, 2013
Dikisahkan tentang seorang lelaki berusia 60-an tahun yang menjadi buah bibir di kampungnya. Pasalnya, lelaki paruh baya tersebut terkenal sangat pelit, bahkan untuk makan sehari-hari dan kesehatannya sendiri. Sudah menjadi rahasia umum bahwa dia jarang sekali makan lebih dari sepotong roti setiap hari.

Suatu ketika ia marah habis-habisan kepada istrinya, lantaran istrinya itu membeli seekor ikan untuk lauk mereka makan. "Kamu ini perempuan boros. Aku saja tidak pernah membeli ikan, kok kamu berani-beraninya beli ikan," bentak lelaki itu uring-uringan.

Si istri yang sabar dan sangat hafal tabiat suaminya itu berusaha membela diri. "Bukan saya yang beli, tetapi tetangga sebelah yang memberikan ikan ini untuk kita," dalihnya.

"Kalau begitu, potong-potong ikan itu menjadi 7 bagian untuk jatah lauk makan kita selama 7 hari. Kalau mau menggoreng beri garam, tapi sedikit saja nanti garamnya cepat," sahut lelaki itu memberi solusi sekaligus instruksi.

Beberapa hari kemudian, lelaki itu jatuh sakit, badannya demam dan tidak mampu beraktifitas seperti biasa. Si istri kasihan melihat kondisi suaminya. Ia bergegas pergi ke sebuah toko obat untuk membeli obat penurun panas.

Ketika si istri menyodorkan obat tersebut, suaminya justru menutup mulut rapat-rapat karena menilai bahwa membeli obat adalah pemborosan besar. "Jangan khawatir, obat ini adalah obat paling murah. Lagipula, di dalam kotak obat ini ada kupon yang bisa ditukar dengan hadiah," bujuk istrinya sembari memberikan obat. Tetapi suaminya itu tetap mengunci mulutnya.

Tak kurang akal, si istri langsung membisikkan sesuatu di telinga suaminya. "Ehmm, sebenarnya saya tadi bohong. Obat ini sudah kadaluarsa. Jadi toko obat itu memberikannya gratis kepada saya," bisik istrinya. Barulah setelah itu si lelaki pelit tadi bersedia meminum obat. Setelah minum obat, diapun tersenyum kemudian memuji istrinya pintar.

Renungan:

Yang penting bukanlah berapa banyak yang kita miliki tetapi berapa banyak yang kita nikmati. Sebab kekayaan akan mempunyai arti bila kita dapat menikmatinya. Sehingga kalaupun kita ingin mengumpulkan lebih banyak harta kekayaan seharusnya tidak dengan cara bersikap pelit, karena langkah tersebut hanya akan mengurangi kualitas hidup.

Langkah yang seharusnya ditempuh adalah menambah sumber penghasilan, selanjutnya hidup sederhana. Karena di dalam kesederhanaan ada kemuliaan dan ketenteraman hati. Berbeda dengan hidup pelit dimana di dalamnya hanya ada kesusahan karena kekhawatiran berlebih hartanya akan berkurang.

0 komentar: